Jumat, 24 Januari 2014

di beri uang pun warga jakarta ogah belajar tanjidor ?

Diberi uang pun
warga Jakarta
ogah belajar
Tanjidor

Reporter : Mustiana Lestari
Merdeka.com - Kesenian Betawi
Tanjidor terancam punah.
Setidaknya sampai kini tercatat
hanya ada 5 klub Tanjidor di
Jakarta. Parahnya, semua anggota
Tanjidor hanya didominasi
kakek-kakek.
"Tanjidor bakal punah. Sekarang
saja para pelaku sudah sepuh,
makanya suara Tanjidor fals
karena yang tiup kakek-kakek
sudah ompong," kata Ketua
Lembaga Kebudayaan Betawi
Tatang Hidayat di Diskusi Publik
'Membangun Karakter Masyarakat
Jakarta yang Sosial dan Budaya'
Di Galery Cafe Cikini, Jakarta,
Senin (23/12).
Lembaga Kebudayaan Betawi
kemudian mencari cara agar para
remaja mau belajar Tanjidor,
termasuk memberi mereka uang.
"Kita mau ada yang menjadi
pelaku, mediator, dan membangun
institusi budaya. Kita pernah
jangan pungut iuran ternyata
animo kurang. Padahal sudah
disiapkan makan siang, ongkosnya
tapi enggak ada juga (yang
minat)," ujarnya.
Menurut Tatang, perlu dukungan
semua pihak untuk mencegah
hilangnya Tanjidor di Jakarta.
Misalnya menjadikan Tanjidor
sebagai welcoming music di hotel
dan restoran.
"Kenapa kurang minat? Karena
apresiasi masyarakat lemah.
Strategi kami menjadikan
Tanjidor sebagai welcoming musik,"
terang Tatang.
Lembaga Kebudayaan Betawi
mencatat di Jakarta hanya ada
10 klub Gambang Kromong, lima
klub Keroncong Tanjidor, 15 klub
ondel-ondel, 30 klub kesenian
palang pintu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar